Jumat, 31 Desember 2010
Touhou Fanfic (Part 3 - Visit To The Past)
Rupanya, Flandre menangis sampai akhirnya dia tertidur, cukup lama.
"Langitnya... rupanya onee-sama sudah tidak mengeluarkan kabut merah itu lagi..." gumam Flandre, sambil menatap langit yang bertaburan bintang di atasnya. Indah, tapi bagi Flandre, bintang-bintang tersebut hanya menambah penderitaannya, karena mengingatkannya pada Marisa.
"Tidak masalah juga bagiku... seandainya ini masih siang..." kata Flandre, "Kenapa tidak ada matahari untuk memusnahkanku di saat aku membutuhkannya?"
Flandre kemudian bangkit berdiri dengan lemah. Pikirannya masih menolak kenyataan bahwa Marisa sudah tidak ada. Dia berharap, begitu mencari sekali lagi di dalam rumah, dia akan menemukan Marisa. Flandre sama sekali tidak menyadari, bahwa batu nisan di belakangnya sudah berubah menjadi sebatang pohon, dan rumah di depannya sudah kembali dalam keadaan sempurna.
"... Marisa...?" panggil Flandre, sambil membuka pintu rumah Marisa perlahan-lahan.
"Flan? Sedang apa kau? Apa Remilia memperbolehkanmu ke luar?" terdengar suara seseorang yang sangat dikenal oleh Flandre.
Di depan sebuah meja, duduk seorang wanita yang mengenakan baju berwarna serba hitam, seperti seorang penyihir yang ada di dongeng-dongeng. Rambut wanita itu berwarna kuning keemasan, sangat indah.
"Ma... Marisa!!!!!" seru Flandre, sambil berlari dan memeluk wanita itu sekuat tenaga, sampai-sampai terdengar suara 'krak' kecil dari pinggang wanita itu.
"A... ada apa, Flan? Kau seperti sudah tidak bertemu selama beberapa bulan saja?" tanya Marisa, sedikit kaget.
"Kan memang sudah tidak bertemu beberapa bulan..." jawab Flandre sambil menangis, "Marisa tidak pernah datang lagi sejak kena penyakit aneh itu..."
"Kita kan baru saja bermain tadi siang..." jawab Marisa, sambil mengelus rambut Flandre, "Dan... penyakit apa? Aku tidak terkena penyakit apa-apa kok."
"Eh? Tapi... kata Patchy..."
Ucapan Flandre terpotong. Dia kemudian melepaskan pelukannya dari Marisa, dan berjalan ke luar, ke arah batu nisan tadi berada. Tapi, dia tidak menemukan batu nisan apapun. Yang dia temukan hanyalah sebatang pohon yang kesepian, tumbuh tinggi di antara rumput-rumput yang hijau.
"Flan? Kau baik-baik saja?" panggil Marisa, "Apa kau baru saja bermimpi buruk?"
"Apa... maksud dari semua ini...?" gumam Flandre.
"Flandre ojou-sama, rupanya anda di sini."
"Sakuya? Kau juga...?"
"Apa maksud anda dengan saya juga?" tanya orang yang dipanggil Sakuya.
"Tidak apa-apa... Sakuya... apa kau datang ke sini untuk menjemputku?" tanya Flandre.
"Ya, atas perintah ojou-sama," jawab Sakuya.
"Kalau begitu, beritahukan pada onee-sama, aku tidak mau kembali untuk hari ini, aku akan kembali sendiri besok pagi," perintah Flandre, dengan gaya dan nada suara yang sangat mirip dengan Remilia.
"... Saya mengerti," jawab Sakuya, "Kalau begitu, saya permisi dulu."
Secepat saat datangnya, secepat itu pula Sakuya pergi meninggalkan Flandre sendirian, sementara Marisa masih bingung melihat tingkah laku Flandre. Sementara itu, Flandre terlihat menyadari sesuatu.
"Flan? Kau baik-baik saja?" tanya Marisa lagi, "Kenapa Sakuya datang ke sini?"
"Bukan apa-apa..." jawab Flandre, "Marisa... apa kau percaya... kalau aku mengatakan aku baru saja melakukan perjalanan waktu ke masa lalu?"
-End of Part 3-
"Langitnya... rupanya onee-sama sudah tidak mengeluarkan kabut merah itu lagi..." gumam Flandre, sambil menatap langit yang bertaburan bintang di atasnya. Indah, tapi bagi Flandre, bintang-bintang tersebut hanya menambah penderitaannya, karena mengingatkannya pada Marisa.
"Tidak masalah juga bagiku... seandainya ini masih siang..." kata Flandre, "Kenapa tidak ada matahari untuk memusnahkanku di saat aku membutuhkannya?"
Flandre kemudian bangkit berdiri dengan lemah. Pikirannya masih menolak kenyataan bahwa Marisa sudah tidak ada. Dia berharap, begitu mencari sekali lagi di dalam rumah, dia akan menemukan Marisa. Flandre sama sekali tidak menyadari, bahwa batu nisan di belakangnya sudah berubah menjadi sebatang pohon, dan rumah di depannya sudah kembali dalam keadaan sempurna.
"... Marisa...?" panggil Flandre, sambil membuka pintu rumah Marisa perlahan-lahan.
"Flan? Sedang apa kau? Apa Remilia memperbolehkanmu ke luar?" terdengar suara seseorang yang sangat dikenal oleh Flandre.
Di depan sebuah meja, duduk seorang wanita yang mengenakan baju berwarna serba hitam, seperti seorang penyihir yang ada di dongeng-dongeng. Rambut wanita itu berwarna kuning keemasan, sangat indah.
"Ma... Marisa!!!!!" seru Flandre, sambil berlari dan memeluk wanita itu sekuat tenaga, sampai-sampai terdengar suara 'krak' kecil dari pinggang wanita itu.
"A... ada apa, Flan? Kau seperti sudah tidak bertemu selama beberapa bulan saja?" tanya Marisa, sedikit kaget.
"Kan memang sudah tidak bertemu beberapa bulan..." jawab Flandre sambil menangis, "Marisa tidak pernah datang lagi sejak kena penyakit aneh itu..."
"Kita kan baru saja bermain tadi siang..." jawab Marisa, sambil mengelus rambut Flandre, "Dan... penyakit apa? Aku tidak terkena penyakit apa-apa kok."
"Eh? Tapi... kata Patchy..."
Ucapan Flandre terpotong. Dia kemudian melepaskan pelukannya dari Marisa, dan berjalan ke luar, ke arah batu nisan tadi berada. Tapi, dia tidak menemukan batu nisan apapun. Yang dia temukan hanyalah sebatang pohon yang kesepian, tumbuh tinggi di antara rumput-rumput yang hijau.
"Flan? Kau baik-baik saja?" panggil Marisa, "Apa kau baru saja bermimpi buruk?"
"Apa... maksud dari semua ini...?" gumam Flandre.
"Flandre ojou-sama, rupanya anda di sini."
"Sakuya? Kau juga...?"
"Apa maksud anda dengan saya juga?" tanya orang yang dipanggil Sakuya.
"Tidak apa-apa... Sakuya... apa kau datang ke sini untuk menjemputku?" tanya Flandre.
"Ya, atas perintah ojou-sama," jawab Sakuya.
"Kalau begitu, beritahukan pada onee-sama, aku tidak mau kembali untuk hari ini, aku akan kembali sendiri besok pagi," perintah Flandre, dengan gaya dan nada suara yang sangat mirip dengan Remilia.
"... Saya mengerti," jawab Sakuya, "Kalau begitu, saya permisi dulu."
Secepat saat datangnya, secepat itu pula Sakuya pergi meninggalkan Flandre sendirian, sementara Marisa masih bingung melihat tingkah laku Flandre. Sementara itu, Flandre terlihat menyadari sesuatu.
"Flan? Kau baik-baik saja?" tanya Marisa lagi, "Kenapa Sakuya datang ke sini?"
"Bukan apa-apa..." jawab Flandre, "Marisa... apa kau percaya... kalau aku mengatakan aku baru saja melakukan perjalanan waktu ke masa lalu?"
-End of Part 3-
~Bersambung ke Part 4~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blogger Statistic
Blog Archive
-
▼
2010
(44)
-
▼
Desember
(13)
- Harvest Moon Fanfic (Chapter 11 - Mis-Understanding)
- Best Anime Chara (In My Life)
- Komik Ancur GeeS
- For You - Big Fat Liar! T_T
- FAQ - Digimon World DS
- Numpang Promo
- Just Laugh Guys!
- Touhou Fanfic
- Touhou Fanfic (Part 2 - Present, Past, Connected)
- Kata Bijak Orang Terkenal
- *Belajar Bahasa Jepang*
- Funny With Omegle
- Touhou Fanfic (Part 3 - Visit To The Past)
-
▼
Desember
(13)
Label
- --Saikoo Experience-- (37)
- Awesome Things (48)
- Cerita (18)
- My Fanfic (16)
- My Info (27)
- My Lyrics (10)
- My Poem (8)
- Nyolot :D (22)
- Something (3)
Blog Teman
Blog Archive
-
▼
2010
(44)
-
▼
Desember
(13)
- Touhou Fanfic (Part 3 - Visit To The Past)
- Funny With Omegle
- *Belajar Bahasa Jepang*
- Kata Bijak Orang Terkenal
- Touhou Fanfic (Part 2 - Present, Past, Connected)
- Touhou Fanfic
- Just Laugh Guys!
- Numpang Promo
- FAQ - Digimon World DS
- For You - Big Fat Liar! T_T
- Komik Ancur GeeS
- Best Anime Chara (In My Life)
- Harvest Moon Fanfic (Chapter 11 - Mis-Understanding)
-
▼
Desember
(13)
Re-Writeless
Meaningless article, but useful in the future
Hell Crew
About Me
- Deny Saputra
- A player of world, nerd, disguiser, and a scholar of SMAN 12 Jakarta. For further information: denyjfp@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar