Selasa, 15 Februari 2011
Touhou Fanfic (Part 4 - Solution?)
"Jadi... kau ingin bilang... kau ini berasal dari masa depan?" tanya Marisa.
"Ya, kau percaya kan?" jawab Flandre, "Sebetulnya, ada sesuatu yang penting..."
Perkataan Flandre terpotong oleh tawa Marisa. Tawa yang sangat ceria, dan biasanya bisa membuat Flandre ikut tertawa. Tapi, saat ini dia tidak dalam kondisi yang memungkinkan untuk tertawa. Flandre mengangkat tangannya, dan di tangannya, terlihat sebuah bola sinar berukuran kecil, namun semakin lama semakin besar.
"Flan, apa yang mau kau lakukan?" tanya Marisa, tawanya berhenti seketika.
"Aku tidak sedang bercanda!!!" seru Flandre, "Ini menyangkut masa depanmu juga!!!"
"Baiklah... anggap aku percaya..." jawab Marisa dengan wajah serius, "Apa yang akan terjadi padaku di masa depan?"
Flandre kemudian menceritakan semuanya, sejauh yang dia tahu. Kebanyakan merupakan hasil dari pertanyaannya ke Patchouli, kecuali bagian dimana dia melihat batu nisan milik Marisa.
"Begitulah..." kata Flandre, mengakhiri ceritanya, "Apa kau masih tidak percaya?" tanyanya, sambil memandang Marisa dengan penuh harapan.
"Hmm... bukannya tidak percaya..." jawab Marisa. Dahinya berkerut, tanda bahwa dia sedang berpikir keras, "Tapi... ceritamu memang sulit dipercaya... katamu aku bakal sakit... apa tanda-tandanya?"
"Itu... aku tidak tahu..." jawab Flandre sambil menunduk, ekspresi wajahnya terlihat sedih, "Patchy tidak memberitahukan hal itu..."
"Lalu... kapan terjadinya?" tanya Marisa.
"Itu... aku juga tidak tahu... aku tidak pernah menanyakan hal itu kepada Patchy..."
"Dan satu lagi... apa benar-benar tidak ada cara menyembuhkannya?" tanya Marisa.
"Tidak tahu! Tidak tahu! Aku tidak tahu!" jawab Flandre dengan sedikit berteriak. Air matanya terlihat mulai menggenang, "Kenapa kau malah memojokkanku dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu?? Padahal... padahal... aku hanya... aku hanya..."
"Maaf, Flan..." kata Marisa, sambil memeluk dan mengelus rambut Flandre, "Aku hanya berpikir... bila perkataanmu benar... maka kita harus secepat mungkin mencari jalan ke luarnya... maaf bila itu membuatmu tidak nyaman."
"Ya... aku... aku hanya... aku hanya..."
Flandre berusaha menyelesaikan kalimatnya, tapi selalu saja terganggu oleh tangisannya sendiri.
"Tunggu... kau bilang... penyakit ini hanya menyerang manusia kan?" tanya Marisa, "Bagaimana kalau seandainya... semua manusia menjadi youkai? Bukankah mereka akan aman?"
"Ah! Benar!" jawab Flandre. Secercah sinar harapan terlihat di matanya, "Tapi... apa bisa?"
"Tentu, manusia bisa menjadi youkai asal syaratnya terpenuhi," jawab Marisa, "Masalahnya... aku tidak tahu syaratnya... dan manusia yang lain mau atau tidak?"
"Aku tidak perduli dengan manusia lain," jawab Flandre, "Tapi... kau pasti mau kan? Marisa?"
"Eh, aku..."
Marisa belum sempat memberikan jawaban, tapi Flandre sudah keburu meninggalkannya. Dengan cepat, dia terbang menembus pintu rumah Marisa menuju ke kegelapan malam.
"Aku akan bertanya pada Patchy tentang syarat-syaratnya!!!" samar-samar terdengar suara Flandre, sepertinya dia sudah terbang sangat jauh karena terlalu bersemangat.
"Dasar Flan..." gumam Marisa, sambil tersenyum.
Dia kemudian menghampiri sisa-sisa pintu yang masih ada setelah ditabrak Flan tadi, tapi gerakannya terhenti karena tiba-tiba dia merasa pusing, dan terpaksa berpegangan pada tepi meja.
-End of Part 4-
"Ya, kau percaya kan?" jawab Flandre, "Sebetulnya, ada sesuatu yang penting..."
Perkataan Flandre terpotong oleh tawa Marisa. Tawa yang sangat ceria, dan biasanya bisa membuat Flandre ikut tertawa. Tapi, saat ini dia tidak dalam kondisi yang memungkinkan untuk tertawa. Flandre mengangkat tangannya, dan di tangannya, terlihat sebuah bola sinar berukuran kecil, namun semakin lama semakin besar.
"Flan, apa yang mau kau lakukan?" tanya Marisa, tawanya berhenti seketika.
"Aku tidak sedang bercanda!!!" seru Flandre, "Ini menyangkut masa depanmu juga!!!"
"Baiklah... anggap aku percaya..." jawab Marisa dengan wajah serius, "Apa yang akan terjadi padaku di masa depan?"
Flandre kemudian menceritakan semuanya, sejauh yang dia tahu. Kebanyakan merupakan hasil dari pertanyaannya ke Patchouli, kecuali bagian dimana dia melihat batu nisan milik Marisa.
"Begitulah..." kata Flandre, mengakhiri ceritanya, "Apa kau masih tidak percaya?" tanyanya, sambil memandang Marisa dengan penuh harapan.
"Hmm... bukannya tidak percaya..." jawab Marisa. Dahinya berkerut, tanda bahwa dia sedang berpikir keras, "Tapi... ceritamu memang sulit dipercaya... katamu aku bakal sakit... apa tanda-tandanya?"
"Itu... aku tidak tahu..." jawab Flandre sambil menunduk, ekspresi wajahnya terlihat sedih, "Patchy tidak memberitahukan hal itu..."
"Lalu... kapan terjadinya?" tanya Marisa.
"Itu... aku juga tidak tahu... aku tidak pernah menanyakan hal itu kepada Patchy..."
"Dan satu lagi... apa benar-benar tidak ada cara menyembuhkannya?" tanya Marisa.
"Tidak tahu! Tidak tahu! Aku tidak tahu!" jawab Flandre dengan sedikit berteriak. Air matanya terlihat mulai menggenang, "Kenapa kau malah memojokkanku dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu?? Padahal... padahal... aku hanya... aku hanya..."
"Maaf, Flan..." kata Marisa, sambil memeluk dan mengelus rambut Flandre, "Aku hanya berpikir... bila perkataanmu benar... maka kita harus secepat mungkin mencari jalan ke luarnya... maaf bila itu membuatmu tidak nyaman."
"Ya... aku... aku hanya... aku hanya..."
Flandre berusaha menyelesaikan kalimatnya, tapi selalu saja terganggu oleh tangisannya sendiri.
"Tunggu... kau bilang... penyakit ini hanya menyerang manusia kan?" tanya Marisa, "Bagaimana kalau seandainya... semua manusia menjadi youkai? Bukankah mereka akan aman?"
"Ah! Benar!" jawab Flandre. Secercah sinar harapan terlihat di matanya, "Tapi... apa bisa?"
"Tentu, manusia bisa menjadi youkai asal syaratnya terpenuhi," jawab Marisa, "Masalahnya... aku tidak tahu syaratnya... dan manusia yang lain mau atau tidak?"
"Aku tidak perduli dengan manusia lain," jawab Flandre, "Tapi... kau pasti mau kan? Marisa?"
"Eh, aku..."
Marisa belum sempat memberikan jawaban, tapi Flandre sudah keburu meninggalkannya. Dengan cepat, dia terbang menembus pintu rumah Marisa menuju ke kegelapan malam.
"Aku akan bertanya pada Patchy tentang syarat-syaratnya!!!" samar-samar terdengar suara Flandre, sepertinya dia sudah terbang sangat jauh karena terlalu bersemangat.
"Dasar Flan..." gumam Marisa, sambil tersenyum.
Dia kemudian menghampiri sisa-sisa pintu yang masih ada setelah ditabrak Flan tadi, tapi gerakannya terhenti karena tiba-tiba dia merasa pusing, dan terpaksa berpegangan pada tepi meja.
-End of Part 4-
~Bersambung ke Part 5~
Sorry for late, i'm very busy to write this awesome fic.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blogger Statistic
Blog Archive
-
▼
2011
(83)
-
▼
Februari
(16)
- Never Mind
- When Did Men Start Shaving Their Beards?
- The Art Of Junior High School Break Up
- Hello, Future Girlfriend
- Awesome Things #290: Right Place, You Want. Right ...
- Welcome Sophomore!
- Hari Apa Ini?
- Words Of The Day!
- Ahoy Skipper!
- Touhou Fanfic (Part 4 - Solution?)
- Words Of The Week!
- Bloggy, sorry to left you cold
- I Hang Out With Zombies Without Being One Of Them
- Orange Skyline
- *Sigh* My def is wet
- Awesome Things #108: Staying up so late that every...
-
▼
Februari
(16)
Label
- --Saikoo Experience-- (37)
- Awesome Things (48)
- Cerita (18)
- My Fanfic (16)
- My Info (27)
- My Lyrics (10)
- My Poem (8)
- Nyolot :D (22)
- Something (3)
Blog Teman
Blog Archive
-
▼
2011
(83)
-
▼
Februari
(16)
- Awesome Things #108: Staying up so late that every...
- *Sigh* My def is wet
- Orange Skyline
- I Hang Out With Zombies Without Being One Of Them
- Bloggy, sorry to left you cold
- Words Of The Week!
- Touhou Fanfic (Part 4 - Solution?)
- Ahoy Skipper!
- Words Of The Day!
- Hari Apa Ini?
- Welcome Sophomore!
- Awesome Things #290: Right Place, You Want. Right ...
- Hello, Future Girlfriend
- The Art Of Junior High School Break Up
- When Did Men Start Shaving Their Beards?
- Never Mind
-
▼
Februari
(16)
Re-Writeless
Meaningless article, but useful in the future
Hell Crew
About Me
- Deny Saputra
- A player of world, nerd, disguiser, and a scholar of SMAN 12 Jakarta. For further information: denyjfp@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar